Penelitian terbaru menyatakan situs porno dapat menciptakan generasi muda yang putus asa ketika berada di kamar tidur.
Kehadiran gambar-gambar atau video pornografi yang terlihat lebih sensasional membuat anak muda tidak antusias ketika melakukan pertemuan dan bercumbu dengan teman kencannya secara biasa.
Ini dapat sebabkan terjadinya impotensi yang bukan lagi masalah pada pria yang sudah memasuki usia paruh baya, tetapi bisa melanda pria di masa produktif mereka.
Menurut laporan dari Psychology Today, hal tersebut sudah menjadi masalah umum dan melanda pria yang berusia 20 tahun. Mereka dianggap tidak mampu melakukan hubungan seks secara normal.
Laporan yang disebut 'Porno-Menyebabkan Disfungsi Seksual Meningkatkan Masalah', menjelaskan hilangnya libido di usia sebelum 30 tahun disebabkan reaksi tubuh yang terus menerus menyaksikan kenikmatan seksual secara berulang kali dengan melihat gambar pornografi di internet.
Otak manusia akan kehilangan kemampuan untuk merespon sinyal dopamin, artinya pornografi dapat meningkatkan permintaan pengguna dalam hal pengalaman yang semakin ekstrim untuk membangkitkan gairah seksnya.
"Kata-kata erotis, gambar dan video yang dikonsumsi dalam waktu yang lama melalui internet memungkinakan aliran dopamin tak akan pernah berakhir," ungkap Marnia Robinson, penulis laporan ini seperti dikutip Daily Mail, Minggu (23/10/2011).
"Merupakan suatu kewajaran ketika mereka mencoba melakukan hubungan seks yang sebenarnya, namun mereka gagal untuk meningkatkan gairah seksnya," lanjutnya.
"Kebanyakan pria tidak menyangka konsumsi terhadap pornografi dapat menjadi sumber masalah kualitas seksual mereka. Sebaliknya banyak yang meyakini bahwa disfungsi seksual pada usia 20 tahun merupakan suatu yang normal," jelasnya.
Robinson juga mengatakan pemulihan bisa dilakukan dalam beberapa bulan dengan memberikan otak kesempatan untuk 'reboot' dan dengan menghindari pornografi sepenuhnya.
Kemungkinan besar pecandu pornografi akan mengalami kehilangan libido sementara, insomnia, kepanikan, putus asa, gangguan konsentrasi, dan bahkan gejala seperti flu.
widih ngeri ya efek sampingnya, sampai segitunya resikonya
BalasHapus