Konflik Persahabatan
Heey .. apakah kalian masih ingat tentang kita ?
tentang kebersamaan kita
tentang kekompakan kita
Heey .. mungkinkah kalian ingat masa-masa kita dulu ?
tertawa bersama berbagi cerita
merenung bersama saat membuka topik tentang pacar
jalan bersama di kala week end
dengan nakalnya kita mencoret-coret dinding tetangga dengan cat tinta
memakai kaos couple demi kesamaan kita
Heey .. akankah moment-moment indah itu akan terulang ?
saat-saat memeriahkan hari pergantian tahun bersama
saat kita berjanji di bawah gemerlap bintang bahwa kita akan selalu bersama
saat bersatu meramaikan acara
kita bernyanyi bersama lagu favorit
mengencangkan volume musik demi kegilaan kita semata
kini tentunya kita telah mengalami pengalaman yang tentunya juga akan menambah kedewasaan kita dalam bersikap, bertutur kata, bertingkah laku. Walaupun kini kita telah jalan masing-masing karena suatu konflik hidup. Dan apakah kita masih bisa bersama seperti dulu walalupun hanya sekedar menjalin silahturahmi ?
Hey ..
“Bukankah ini hanya suatu cobaan untuk persahabatan kita?”
“Pernahkan kalian merenung akan kebersamaan yg pernah kita jalani?”
Sepertinya kini kalian telah memiliki keseruan masing-masing. Pertemuan kita yang dingin seolah seperti tidak mengenal satu sama lain padahal dulu kita pernah bersama.
“Apa mungkin konflik dulu belum juga termaafkan?”
“Apakah kita akan terus larut dalam kesombongan yang jelas-jelas akan memperburuk hidup kita?”
“Ataukan kegengsian yang menyelimuti keseharian kita hingga konflik yang tak berujung?”
“Apakah kalian tak rindu sedikit pun tentang kebiasaan kita dulu?”
Semakin kita lulus sekolah, kesibukkan masing-masing membuat kita menjauh dan terus berubah dengan adanya teman baru. Tapi ku yakin kalian punya hati, punya perasaan, tak mungkin memory kalian membuang segitu cepatnya tentang kebersamaan kita. Rasa marah, kesal, dan benci pun merupakan reaksi yang wajar dari seseorang bila telah mengalami suatu gesekan sosial. Namun yang jadi pertanyaan sekarang “Apakan kalian masih ingin seperti ini? Silahturahmi terputus dan sedikit demi sedikit menimbulkan rasa kebencian diantara kita.”
Belajarlah saling mengerti tak selamanya persahabatan kita enjoy dan terbebas dari konflik tertentu. Intropeksi diri masing-masing karena konflik ini bukan hanya tentang kita, banyak yang terbawa nama-namanya dalam konflik ini. Mereka tak bersalah, ini tentang kita harusnya kita yang bertemu menyelesaikan ini dengan kepala dingin. Tak perlu orang tua mencampuri urusan kita.
Ku yakin kini kita telah berbeda, tak seperti yang dulu, yang masih berlagak anak-anak, emosi yang masih menggebuh-gebuh. Sudah saatnya kita membicarakan ini setelah 4 tahun kita menutup hati.
Munafik bila kalian menutupi rasa ingin bersama lagi seperti dulu. Dengan sikap ini yang dingin, ingin sekali ku bertemu, bercanda ria, dan bersilahturahmi ke berbagai keluarga seperti di hari-hari Raya silam.
Datang dan bicarakan apa yang telah terjadi
Bukankan saling memaafkan itu indah
Janganlah membawa urusan pribadi ke dalam konflik ini
Jadi wanita yang tegar itu luar biasa
Setidaknya, kita masih bisa bertemu dan bernostalgia tentang masa itu walaupun kini kita telah beda. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar