Selasa, 01 November 2016

SISTEM NASIONAL INDONESIA

“Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan semboyan bagi bangsa Indonesia, adalah semboyan yang selama ini belum mampu di terapkan di Indonesia, khususnya pada posisi  sosial politik di Indonesia. Dalam penerapanya terjadi banyak permasalahan-permasalahan yang kompleksnya lebih kepada komplek sistem sosial. Semua permasalahan yang timbul di masyarakat tadi sangat susah di selesaikan ketika semua sistem di Indonesia masih di pengaruhi orang sistem kedaerahan. Tentunya ini menjadi komplek ketika kata “Bhineka Tunggal Ika” berusaha di cari di identitas bangsa Indonesia.

      Yang kemudian muncul di masyarakat sebuah perkumpulan orang penganut pendekatan konflik, ketika mencoba menangani konflik pada sistem sosial di masyarakat. Yang mana suatu konflik pada sistem sosial di masyarakat itu tidak akan mampu di hilangkan, kecuali dengan melenyapkan masyarakat itu sendiri. Yang mana sistem sosial itu merupakan warna-warni dari struktur masyarakat Indonesia.
        Struktur masyarakat Indonesia yang di tandai oleh 2 hal, yakni :

1. Secara Horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kasatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku-bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan.

2. Secara Vertikal, yang mana dtandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antar lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Klasifikasi sosial yang merupakan contoh salah satunya.
Yang mana dari struktur masyarakat Indonesia ini bisa dikategorikan struktur Majemuk masyarakat  Indonesia.

            Di beberapa kesempatan yang pernah  saya hadapi, pentingnya permasalahan sosial itu merupakan prioritas di kalangan pemerintahan. Kita yang tidak mampu mengatasi konflik sistem sosisal, hanya mampu mengendalikan pesoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat agar tidak meluas hingga pada bentuk kekerasan (violence). Di beberapa hal yang kemudian sangatlah penting ketika kita berbicara mengenai suatu sistem sosial, yang di dalamnya pasti akan juga dibahas sebuah struktur, struktur sosial masyarakat Indonesia yang kemudian menjadi suatu permasalahan komplek di masyarakat ketika konflik  di masyarakat tak terhindarkan.

            Beberapa cara untuk menyatukan sebuah struktur sosial di masyarakat yang mana dengan wadah agama, ras, bahkan politik sekalipun menjadi perwujudan sebuah struktur sosial kemasyarakatan di Indonesia. Salah satunya struktur kepartaianlah yang pada masa 40-an menjadi perwujudan struktur sosial masyarakat di Indonesia.

            Struktur politik saat itu menjadi hal penunjang konflik sosial, dimana mereka terbagi menjadi 5 unsur aliran pemikiran, yakni : Nasionalisme Radikal, Tradisionalisme Jawa, Islam Sosialisme Demokrat, dan Komunisme. Ini menjadi sangat komplek sekali ketika politik kepartaian ikut menjadi penunjang konflik sosial.

            Pola kepartaian semacam itu tentu saja sudah mengalami perubahan, tetapi dasarnya yang bersifat sosial cultural boleh dipastikan masih tetap belum seberapa mengalami perubahan.  Yang diyakinkan akan mengimbas pada struktur masyarakat Indonesia serta masalah integrasi nasionalnya pula.

            Struktur masyarakat Indonesia serta masalah integrasi nasional yang saat ini menjadi penyumbang konflik terbesar di Indonesia. Konflik dan kesenjangan sosial yang kemudian kerap menjadi kudapan di masyarakat. Disebabkan oleh perbedaan-perbedaan suku, bangsa, agama, daerah dan pelapisan sosial saling silang satu sama lainlah yang memunculkan golongan yang bersifat silang-menyilang pula. Yang demikian itulah yang menyebabkan konflik antar golongan di Indonesia tidak terlalu tajam.

Dalam konteks ini konflik sosial memang tidak akan mampu kita selesaikan apalagi menghindarinya, dalam hal ini pentingnya ilmu ANSOS (analisis sosial) yang saat ini di beberapa LSM mencoba mengimplementasikan ke dalam sebuah tatanan masyarakat dan kemudian hasilnya sangat memuaskan. Bukan salah satu cara untuk menghapus atau menyelesaikan konflik di masyarakat. Tetapi untuk mengendalikan konflik sosial yang terjadi di masyarakat.

        Semoga kita sebagai makhluk sosial, mampu memahami sistem sosial yang terjadi di masyarakat sekitar kita sendiri, dan untuk setiap konflik sosial di masyarakat, semoga kita mampu membuat sebuah inovasi atau gerakan yang tujuanya untuk mengendalikan dan meminimalisir konflik sosial di masyarakat kelak.  ~Yakusa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar